33 Tahun Sudah Dapat Omzet Milyaran Berkat Tangkaran Burung
Kicau burung bersahut-sahutan dirumah besar bergaya arsitektur gabungan Jawa serta Bali nan megah di lereng bukit tandus yang banyak ditanami pohon jati itu.
Ada beberapa ratus sangkar burung yang digantung di lebih kurang tempat tinggal punya Agung Trisnawanto.
Baca ini : burung branjangan
Pemuda berumur 33 th. ini disukai banyak orang menjadi pelopor pemberdayaan penduduk di lokasi Pucung, Wukirsari, Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta.
Agung benar-benar orang yang lugu, serta berpenampilan simple. Tapi, dari tangan serta pemikirannya, banyak warga disekelilingnya yang memetik juta-an rupiah dari usaha burung ocehan seperti cucak rowo, murai batu, love bird, puter, serta perkutut.
" Saat ini, rotasi duwit di empat dusun seperti Karangasem, Karangtalun, Jatirejo, Dengkeng, telah menggapai nyaris Rp 20 miliar per bln. dari usaha jualan burung ini. Warga lantas tiada yang menganggur serta terperangkap pergaulan yang tdk sehat, " kata Agung selagi dijumpai Tribun Jogja, Rabu (18/5/2016).
Agung mengemukakan, jauh sebelum saat turut mempelopori dusunnya jadi salah satunya kampung wisata penangkar burung dengan nama Wukirsari Bird Farm Indonesia, dia berjuang melawan kerasnya jalanan.
Usaha burung yang dilakoni pria yang tdk tamat SMP ini, bermula dari jadi penjual burung keliling. Hal semacam tersebut dijalankannya pada th. 1998 kemarin.
Agung yang benar-benar punya ketertarikan dalam usaha burung selanjutnya merantau ke Madiun, Jawa Timur. Sepanjang nyaris tiga bln. dia berjualan lewat langkah menanggung banyak sangkar burung.
Jualan yang dijalankannya lantas selalu berpindah-pindah. Diakui dia kulakan burung-burung dagangannya dari lokasi Yogyakara, Solo, Surabaya, Jakarta, serta yang lain. Lebih dari satu didapatkannya dari lokasi Imogiri, tempat aslinya.
Jiwa usaha yang selalu menggebu-gebu, memaksa Agung buat merantau ditempat yang lebih menantang. Bali, salah satunya tempat berlabuhnya buat memperlihatkan bahwa perantau dapat mengalahkan kerasnya dunia.
" Sepanjang nyaris 1 tahun saya ada di Bali. Saya jualan dipinggir jalan, bahkan juga sempat ditegur yang mempunyai tanah. Pada akhirnya saya diperintah mengontrak. Pada akhirnya, saya untuk gubuk dari bambu, jualan burung serta pakan, " tukasnya mengenang kembali usaha kecil-kecilan yang dijalaninya.
Keping buat keping rupiah lantas dihimpun oleh Agung sampai pada akhirnya dia dapat punya modal buat bangun kios di Kota Gianyar.
Usaha burung milik dia lantas selalu berkembang, peminat serta pasar burung jadi tambah bagus, sampai pada akhirnya dia buka sekali lagi di Teges Kangin, Ubud serta sampai waktu ini, dia buka kios sekali lagi di Irislah Batu dengan nama Usaha Dagang (UD) Maju Lancar.
Ajari Warga
Agung tidak pingin berlama- lama di Bali. Saat tiga kiosnya jalan serta pengiriman dapat dijalankan lewat langkah yang enteng serta moderen, dia kembali pada Imogiri. Dia pingin mempraktekkan hasil belajar menangkarkan burung dari Malang serta Solo.
" Awalannya saya menangkarkan kenari, selagi itu, market share burung ini cukup baik. Dimulai dengan th. 2006, selanjutnya saya menangkarkan burung puter, perkutut serta parkit. Akhirnya, fantastis serta mulai sejak itu saya mulai menangkarkan burung serta bukan cuma jadi penjual saja, " kata Agung.
Saat ini dirumah Agung, beraneka tipe burung ditangkarkan dalam kandang-kandang buatan.
Adapula tipe cucak rowo yang sepasangnya dapat tembus Rp 25 juta serta murai batu yang dapat menembus angka juta-an rupiah. Bahkan juga, ada tipe lovebird yang dapat tembus Rp 1 juta per ekor.
Pengetahuan yang dipunyai Agung lantas tdk dipakainya sendiri. Warga disekelilingnya pada akhirnya mulai belajar serta menangkarkan burung mandiri.
Bahkan juga, Agung juga yang mempelopori sistim gaduh atau untuk hasil menangkarkan burung. System ini disenangi warga dengan modal sama sama percaya serta bangun usaha bersama-sama.
Lihat juga : melatih mental kenari
Selagi mengajari warganya menangkarkan burung, Ketua Wukirsari Bird Farm Indonesia ini tidak sempat sedikitpun takut apabila bisnisnya disaingi oleh warga beda.
Malah demikian sebaliknya, dengan menangkarkan dengan cara komunal, jadi hasil yang ditemui bagus juga.
" Waktu ini, saya dapat penuhi beraneka keinginan dari lokasi Jawa, Bali, Sumatera, serta Kalimantan. Dengan ada banyak yang menangkarkan, jadi malahan menunjang pemenuhan keperluan pasar, " ucap ayah berputra satu ini.
0コメント